Sakura School Simulator adalah salah satu game yang cukup populer di kalangan anak-anak. Game online kini telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan digital mereka, bahkan banyak yang dimainkan oleh anak-anak dari usia Taman Kanak-kanak (TK) hingga Sekolah Dasar (SD).

Namun, belakangan ini, banyak orang tua yang merasa khawatir terkait konten dalam Sakura School Simulator yang dimainkan oleh anak-anak. Pasalnya, game ini mengandung unsur-unsur yang tidak sesuai untuk usia muda, seperti tutorial mengenai ciuman, mandi, hingga adegan berhubungan badan.

Menurut Togelin Agus Dwi Churniawan, S.Si, M.Kom, Dosen Pemrograman Mobile dan Web Universitas Dinamika (Undika) Surabaya, Sakura School Simulator menceritakan kehidupan anak-anak sekolah di Jepang, yang awalnya ditujukan untuk remaja berusia 18 tahun ke atas. Agus menjelaskan bahwa meskipun gameplay-nya mirip dengan game petualangan lainnya, Sakura School Simulator menampilkan setting sekolah di Jepang dengan karakter yang lebih ceria, yang membuatnya menarik bagi anak-anak untuk dimainkan.

Namun, yang menjadi kekhawatiran adalah meskipun game ini disarankan untuk usia 18+ di Google Play Store dan 12+ di App Store, banyak anak-anak yang masih di bawah umur bisa mengaksesnya dengan mudah. Oleh karena itu, orang tua diimbau untuk lebih waspada dan mengawasi aktivitas digital anak-anak mereka dengan lebih ketat.

Untuk menghindari pengaruh negatif dari game online semacam ini, Agus menyarankan agar orang tua melakukan filterisasi atau memeriksa lebih dulu konten yang ada di dalam game sebelum mengizinkan anak-anak mengunduhnya.

Ia juga menyarankan alternatif yang lebih positif bagi anak-anak, seperti mengajak mereka untuk belajar coding dengan cara yang menyenangkan, alih-alih membiarkan mereka terlalu banyak bermain game.

Meskipun Sakura School Simulator mungkin tampak menyenangkan, orang tua perlu sadar bahwa ada potensi bahaya yang perlu diwaspadai, terutama bagi anak-anak. Sebagai orang tua, adalah tanggung jawab kita untuk memastikan anak-anak menggunakan teknologi secara bijak dan mengarahkan mereka untuk lebih banyak terlibat dalam aktivitas yang mendidik dan bermanfaat.

By admin